Kuil Tianwang memiliki luas 1140,8 meter persegi, dan awalnya dibangun pada masa pemerintahan Yonghui Dinasti Tang (650-655 M). Patung dewa utama di Kuil Tianwang awalnya adalah dewa perang Bishamon Utara pada masa Dinasti Tang dan Song, dan terdiri dari tiga kelompok bangunan: kuil, aula meditasi, dan teater, yang tersusun di sepanjang dua sumbu timur dan barat. Bagian kuil adalah bagian utama, dengan aula utama dan aula belakang yang masih ada saat ini, merupakan bangunan struktur kayu dari Dinasti Jin.
Aula utama memiliki lebar tiga ruang, kedalaman tiga ruang, dengan atap pelana-limasan tunggal. Dougong (rangka penyangga) pada kepala tiang adalah tipe "lima puzuo, satu miao, satu xia'ang, jixinzao", dengan guagong, mangong, dan linggong yang miring. Dougong antar-tiang diukir secara samar. Bahan yang digunakan sangat besar, rangka atapnya adalah enam purlin yang membentang, dengan shuzhu (tiang pendek) yang menopang balok datar melalui jiaofu dou. Pada balok melintang di sisi gable, tuofeng (punuk unta) menopang purlin kepala. Aula belakang memiliki lebar lima ruang, kedalaman tiga ruang, dengan atap pelana tunggal. Rangka atapnya adalah empat purlin yang berhadapan dengan purlin belakang, dan atap belakang memiliki dougong tipe "empat puzuo, satu ang, jixinzao". Kuil Tianwang adalah satu-satunya peninggalan jenis kuil ini di wilayah tersebut. Evolusi Raja Bishamon dari awalnya dewa pelindung Buddha, kemudian menjadi dewa perang pada masa Tang dan Song, hingga dewa pertanian setelah Dinasti Ming dan Qing, mencerminkan proses lokalisasi dan sekularisasi Buddhisme. Pada saat yang sama, seluruh kompleks bangunan Kuil Tianwang memiliki nilai ilmiah, artistik, dan budaya yang tinggi, menjadikannya contoh khas arsitektur Dinasti Jin yang masih ada. Ini adalah Unit Perlindungan Peninggalan Budaya Utama Nasional.
Lihat teks asli