Di pelukan Haining, tersembunyi sebuah surga yang seperti mimpi—Taman Ekologi Danau Dewa.
Memasuki tempat ini, yang pertama kali terlihat adalah danau yang luas. Air Danau Dewa bagaikan sebuah safir besar yang berkilauan di bawah sentuhan lembut sinar matahari. Di sekeliling danau, pegunungan bergelombang, tubuh gunung yang berwarna coklat seperti garis besar yang digoreskan dengan kuas kasar oleh bumi, kontras dengan kelembutan air danau. Rerumputan di tepi danau seperti penjaga danau, bergoyang lembut tertiup angin, mengeluarkan suara gemerisik seolah menceritakan rahasia danau.
Saat sinar matahari senja menyinari permukaan danau, seluruh Danau Dewa berubah menjadi warna keemasan. Bukit-bukit kecil di kejauhan tampak lebih lembut dalam cahaya senja, seolah mengenakan selubung misterius. Saat itu, ladang bunga matahari di tepi danau menjadi pemandangan yang memukau. Setiap bunga matahari seolah mengejar jejak matahari, kelopak kuning keemasannya bergoyang lembut tertiup angin senja, seperti sekelompok anak-anak riang menari dengan gembira. Di ladang bunga, anak-anak bermain dan tertawa, bayangan mereka berpadu dengan bunga matahari, membentuk lukisan penuh kehidupan dan semangat.
Berjalan-jalan di Taman Ekologi Danau Dewa, setiap langkah terasa seperti menginjak irama alam. Di sini tidak ada hiruk-pikuk kota, tidak ada keruwetan dunia, hanya ketenangan dan keindahan alam. Air danau, pegunungan, rerumputan, bunga matahari, semuanya membentuk sebuah simfoni harmonis yang membuat orang terpesona dan melupakan segala kekhawatiran.
Taman Ekologi Danau Dewa Haining bagaikan permata yang berkilauan, tersemat di bumi, memancarkan pesona yang unik. Ia adalah anugerah alam, karya waktu, menunggu lebih banyak orang untuk menjelajahi, mengagumi, dan merasakan puisi serta keindahan ini.
Lihat teks asli