Jika saya pergi ke Malaysia lagi, saya pasti akan memilih Penang lagi.
Georgetown, ibu kota Penang, adalah salah satu kota tertua di Malaysia dan Situs Warisan Dunia UNESCO. Entah mengapa, Georgetown memancarkan suasana yang menawan, dari namanya hingga penampilannya. Berjalan-jalan menyusuri jalanannya adalah cara terbaik untuk menikmatinya.
Mengendarai becak atau sekadar berjalan-jalan menyusuri jalanannya sambil menjelajahi mural-muralnya, wajib dikunjungi saat mengunjungi Penang. Mural-mural ini, yang dijiwai semangat kehidupan dan kemanusiaan, menyatu dengan suasana kota kuno, seolah menceritakan kisahnya sendiri.
Lanjutkan berjalan-jalan Anda, dan Anda mungkin akan menemukan bangunan seperti gereja, arcade bergaya Teochew, atau bahkan lautan... Sambil berjalan dan memandang, Anda bertanya-tanya apakah pemandangan di depan Anda mencerminkan imajinasi Anda tentang Asia Tenggara.
Bukit Penang disebut Bukit Penang oleh orang Tionghoa, yang berarti "Bukit Kacang Penang." Naiklah kereta gantung ke puncak dan nikmati pemandangan kota yang indah, dikelilingi pepohonan hijau yang rimbun.
Kenangan seringkali terjalin dengan semua indra, entah itu momen pemandangan indah yang membeku, aroma memikat di udara, atau pengalaman mendebarkan di lidah... Kenangan saya tentang Penang tak terpisahkan dari semangkuk cendol.
Baik di pedagang kaki lima maupun kedai teh, Anda akan selalu menemukannya: mi hijau dengan santan, kacang merah, es serut, dan topping lainnya. Bahkan di tengah terik matahari, semangkuk cendol tetap terasa dingin, manis, dan menyegarkan—Anda tak akan pernah bosan.
Tersembunyi di sebuah gang, Kedai Teh Duochun masih buka, dan popularitasnya tampaknya tak tergoyahkan. Saya pergi ke sana pagi-pagi sekali, dan antreannya tidak terlalu panjang. Roti panggang yang diolesi selai kaya dan kopi klasik adalah awal yang sempurna untuk menjelajahi hari.
Kuliner Penang, yang dengan berani menampilkan karakteristik Fujian pesisir di tengah cita rasa Asia Tenggara, pasti akan membuat Anda ketagihan.
Berbeda dengan keramaian dan gedung pencakar langit Kuala Lumpur atau keindahan alam dan pesona pedesaan Langkawi, segala sesuatu tentang Penang terasa pas. Jika saya kembali ke sana dan menyusuri jalan-jalan yang pernah saya lalui sebelumnya, serta melihat sendiri bagaimana waktu telah berubah, saya rasa perjalanan ini akan sepadan.