Manchester, Inggris | Biru atau merah?
Bagi penggemar sepak bola seperti saya, Manchester selalu menjadi tujuan ziarah. Kota ini adalah tempat kelahiran sepak bola Inggris, dan terlebih lagi, tempat kelahiran sepak bola modern. Namun ketika saya tiba di Manchester, saya menyadari ada lebih dari sekadar sepak bola.
Transportasi: Terbang langsung dari London ke Manchester, sekitar 50 menit. Saya dengar kereta api juga sangat nyaman, tetapi karena kami tidak fasih berbahasa Inggris, kami memilih naik pesawat karena lebih praktis.
Transportasi Kota: Untuk antar-jemput bandara, saya menggunakan Uber; taksi sangat murah, di bawah 200. Karena kami mengunjungi dua stadion dan tempat wisatanya cukup tersebar, kami kebanyakan naik taksi.
Hotel: Kami memesan Hilton Manchester Deansgate. Hotel ini berlokasi ideal, tidak jauh dari Universitas Manchester dan stadion-stadionnya.
Kami juga menginap di Manchester selama dua hari satu malam. Kami tiba larut malam dan kembali tidur. Keesokan paginya, kami naik taksi langsung ke Stadion Etihad, stadion kandang Manchester City. Tiket untuk tur Manchester City dan Manchester United dijadwalkan dan dipandu oleh pemandu khusus, jadi pastikan untuk membeli tiket dan menjadwalkan waktu Anda jauh-jauh hari. Kami memesan tiket pukul 10.00 pagi untuk pertandingan pertama, yang berlangsung sekitar satu jam. Kami memasuki stadion dari lantai atas, mengunjungi bagian dalam, termasuk ruang ganti, area wawancara, dan ruang konferensi pers. Kemudian, kami memasuki stadion itu sendiri, di mana kami dapat berfoto dengan AI Guardiola. Kami juga membeli jersey Haalandi dan selebritas internet Inggris Kelly di Manchester City, yang sangat memuaskan.
Setelah mengunjungi Stadion Etihad, kami mengunjungi Perpustakaan John Rylands, yang sungguh menakjubkan untuk mengambil foto. Meskipun tidak sebesar Perpustakaan Trinity College, perpustakaan ini tetap menghasilkan foto-foto yang menakjubkan. Dari perpustakaan, kami mengikuti Jiao dan berjalan kaki selama 20 menit ke sebuah restoran populer. Kami mengantre cukup lama sebelum dilayani, dan makanannya biasa saja.
Sore harinya, kami mengunjungi Old Trafford, stadion kandang Manchester United. Di luar, kami melihat lebih banyak orang daripada di stadion Manchester City, dan antrean di toko penggemar juga panjang. Karena sudah di sana, kami harus membeli kaus Casemiro sebelum kembali ke stadion. Tur stadion Manchester United sangat padat, dan rasanya tak mungkin pergi tanpa mereka. Tur berlangsung sekitar satu jam, dan penjelasannya sangat detail. Stadion kandang Manchester United memang lebih sesuai dengan gaya klub papan atas, tetapi performa mereka belakangan ini agak mengecewakan. Hari yang didedikasikan untuk para penggemar sepak bola. Selain menikmati kedua stadion, kami juga berjalan-jalan di sekitar kampus Universitas Manchester. Kampus yang bermandikan sinar matahari terasa tenang dan nyaman, membuat kami jatuh cinta pada kota ini. Terakhir, saya ingin bertanya kepada semua orang: apakah langit Manchester berwarna biru atau merah?