Gunung Emei: Mulailah perjalanan penyembuhan fisik dan mental di tengah lautan awan dan cahaya Buddha
[Rose] Di sudut barat daya Tiongkok, sebuah gunung menjulang bak mutiara yang mempesona: Gunung Emei. Sebagai salah satu dari empat gunung Buddha ternama di Tiongkok, Gunung Emei terbentang bak sebuah epik agung, menangkap keindahan alam sekaligus kekayaan budaya dan keyakinan. Layaknya surga dunia lain, gunung ini menarik banyak pengunjung dalam perjalanan penyembuhan spiritual dan fisik.
[Rose] Setiap musim di Gunung Emei menawarkan pesona uniknya sendiri. Di musim semi, bunga-bunga gunung bermekaran di seluruh pegunungan, merah bagai api, merah muda bagai awan, putih bagai salju, bergoyang lembut tertiup angin sepoi-sepoi, seolah mengekspresikan kegembiraan hidup. Di musim panas, tempat ini adalah pelarian sempurna dari teriknya musim panas, di mana angin pegunungan yang sejuk mencairkan panasnya musim panas, membuat Anda merasa segar dan bugar. Di musim gugur, hutan-hutan bermandikan warna-warna cerah, dedaunannya bagaikan palet alam yang semarak, sebuah pemandangan yang indah. Di musim dingin, Gunung Emei menjelma menjadi dunia es dan salju bak negeri dongeng, berbalut perak dan dikelilingi dahan-dahan bak giok, seolah memasuki dunia mimpi murni.
[Rose] Sorotan, Kejutan
[Rose] Golden Summit, Sebuah Tontonan Spektakuler Bak Mimpi
[Rose] Saat cahaya pagi menyinari Anda, Anda memulai perjalanan menuju puncak, semua demi menyaksikan matahari terbit yang menakjubkan di atas lautan awan. Berdiri di Golden Summit, saksikan matahari perlahan muncul dari balik lautan awan yang bergulung-gulung, cahaya keemasannya langsung menyinari bumi. Cahaya Sang Buddha membayangi, menciptakan sensasi seolah-olah dibawa ke surga, memungkinkan Anda melupakan kekhawatiran dunia ini. Patung Samantabhadra setinggi 48 meter berkilauan di tengah kabut, memancarkan aura sakral dan khidmat yang memikat semua orang.
[Rose] Dunia Monyet: Petualangan yang Penuh Kesenangan
Area Ekologi Monyet [Rose] merupakan daya tarik utama Gunung Emei. Di sini, Anda dapat menikmati interaksi dekat dengan kera Tibet, penghuni asli Gunung Emei. Namun, berhati-hatilah untuk tidak membawa kantong plastik, karena monyet-monyet pintar ini mungkin akan mengambilnya. Penampilan mereka yang lincah, saat bermain-main di pepohonan atau mencari makan dengan santai di tanah, sungguh memikat.
[Rose] Kuil kuno yang tenang dan terinspirasi Zen
Di Kuil Wannian [Rose], aula bata tanpa balok tetap kokoh setelah ribuan tahun diterpa angin dan hujan. Patung Buddha Vairocana di dalamnya memancarkan aura misterius dan khidmat. Memasuki kuil ini seperti kembali ke masa lalu, merasakan keindahan arsitektur Dinasti Tang yang menenangkan dan menyucikan jiwa di dalam kuil kuno ini.
[Rose] Pemandangan Alam yang Rahasia, Suara Alam
[Rose] Di Jembatan Kembar Paviliun Qingyin, Sungai Hitam dan Putih mengalir deras menghantam Batu Niuxin, menciptakan suara jernih dan merdu yang bergema di lembah bagaikan simfoni alam. Berdiri di sana, memejamkan mata, dan mendengarkan suara indah ini, Anda akan merasa seolah menyatu dengan alam.
[Rose] Spot Foto untuk Mengabadikan Keindahan
[Rose] Jika Anda ingin foto-foto yang layak Instagram di Gunung Emei, spot-spot foto ini wajib dikunjungi. Dari anak tangga tepat di depan Patung Sepuluh Arah Samantabhadra, gunakan lensa sudut lebar untuk bidikan sudut rendah, membingkai Buddha emas dengan latar lautan awan. Satu jam setelah matahari terbit atau sebelum matahari terbenam, cahaya lembut menciptakan efek "seperti Buddha". Dari Paviliun Niuxin, nikmati pemandangan persimpangan jembatan kembar dari ketinggian, gunakan tripod untuk memotret aliran air dengan kecepatan rana lambat. Dari atas, potret kubah bata Kuil Wannian, gunakan komposisi simetris untuk menonjolkan semangat Zen arsitekturnya. Gunakan lensa telefoto untuk menangkap monyet-monyet lincah di area monyet, tetapi berhati-hatilah agar tidak mengganggu mereka dengan lampu kilat Anda.
[Rose] Tips untuk perjalanan yang bebas repot
[Rose] Suhu di puncak Gunung Emei sangat bervariasi, jadi pastikan untuk membawa jaket tahan angin. Tangga batunya licin, jadi kenakan sepatu antiselip demi keamanan. Untuk transportasi, Anda bisa memilih kereta cepat dari Chengdu Timur ke Stasiun Emeishan hanya dalam 1,5 jam, atau naik taksi seharga 10 yuan ke kawasan wisata. Perjalanan dari Chengdu memakan waktu sekitar 2,5 jam, dan Anda bisa menemukan petunjuk arah ke Pusat Pengunjung Emeishan. Untuk transportasi internal, tersedia bus wisata dengan biaya pulang pergi 90 yuan, dan kereta gantung dari Aula Jieyin ke Puncak Emas dengan biaya naik 65 yuan dan turun 55 yuan.
[Rose] Seseorang berkata, "Saya sedang menunggu matahari terbit pukul 5 pagi dengan berbalut jaket bulu angsa. Ketika sinar pertama menembus awan dan menyinari Buddha emas, seorang asing di samping saya berbisik 'Amitabha.' Saat itu, saya tiba-tiba mengerti arti 'kekuatan keyakinan.' Dalam perjalanan menuruni gunung, seekor monyet mencuri air mineral saya. Saya sangat terhibur sekaligus malu, tetapi itu menjadi kenangan terindah saya." Keindahan Gunung Emei tidak hanya terletak pada pemandangannya, tetapi juga pada "momen-momen berharga dalam hidup" yang tak terduga yang menunggu untuk dialami langsung oleh setiap pelancong.