Panduan Mengemudi Mandiri Jalan Raya Yili + Duku
Nikmati seluruh jalur Ili dan Duku hanya dengan 6.500 yuan! "Rute Tianshan yang Epik" ini, yang dipuji para pendaki sebagai legenda, telah membuat banyak orang menangis dan berseru, "Akhirnya aku hidup."
Pernahkah Anda mengalami momen seperti ini?
—Duduk di bilik, AC berdengung, membuka halaman 23 presentasi PowerPoint,
Tiba-tiba, saya teringat foto yang saya bagikan di WeChat Moments tahun lalu:
Seseorang berdiri di tepi danau, pegunungan bersalju terpantul di latar belakang, padang rumput yang dipenuhi bunga liar di belakangnya. Judulnya hanya berisi dua kata: "Kebebasan."
Saat itu, hati saya terasa seperti dihantam keras.
Baru-baru ini, sebuah rute yang melintasi Pegunungan Tianshan menjadi viral:
"Lingkaran Besar Jalan Raya Ili + Duku"
📍Urumqi → Danau Sayram → Yining → Kalajun → Tekes → Nalati → Bayinbuluke → Jalan Raya Duku → Kuche → Korla → Kembali ke Urumqi
💰¥6.500-8.500 per orang | ⏰Hanya Juni-September | 🚗7 hari perjalanan melintasi empat musim, menjelajahi lanskap terindah Tiongkok di 10 kota
Ini bukan panduan perjalanan; ini ajakan untuk bersantai bagi jiwa-jiwa yang lelah.
Mengapa rute ini disebut "Penguasa Cincin Tiongkok"?
Karena rute ini benar-benar sesuai dengan namanya dan pemandangannya!
Bayangkan hari-hari Anda:
🌊 Hari ke-2: Danau Sayram
Dikenal sebagai "air mata terakhir Atlantik", airnya sebiru permata cair. Saat kabut pagi mengepul, Anda akan bertanya-tanya apakah Anda telah melangkah ke dunia lain.
🏡 Hari ke-4: Padang Rumput Manusia Kalajun
Dari udara, lereng rumput yang bergelombang menyerupai pinggang seorang wanita muda, dan bunga-bunga liar membentuk karpet warna-warni. Penduduk setempat berkata, "Ini bukan padang rumput, ini napas bumi."
🐎 Hari ke-6: Padang Rumput Langit Nalati
Berkendara melintasi sungai dan hutan pinus, anak-anak penggembala melambaikan tangan kepada Anda, dan kawanan domba berguling-guling di lereng bukit seperti awan—ternyata pepatah "angin meniup rumput rendah dan memperlihatkan sapi dan domba" benar-benar nyata.
🔥 Hari ke-8: Jalan Raya Duku Selesai
Rasakan "musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin" dalam satu hari: mengenakan baju lengan pendek di pagi hari, hujan es di siang hari, dan salju yang turun di bahu saat kami melintasi Jalur Daban di sore hari. Jalan ini adalah "Jalan Pahlawan" yang ditempa oleh 10.000 tentara PLA, yang mengabdikan sepuluh tahun hidup mereka untuk itu.
🏜️ Hari ke-10: Ngarai Besar Kuqa
Batu-batu merah menyala bagai api, dan jejak-jejak yang terkikis angin menyerupai teks-teks kuno. Berjalan di sini, seolah-olah Anda dapat mendengar lonceng unta Jalur Sutra, bergema selama ribuan tahun.
Bagaimana ini bisa disebut perjalanan? Rasanya seperti merobek halaman dari buku teks geografi dan menempelkannya di mata Anda.
Momen-momen yang hanya Anda pahami di jalan bahkan lebih mengharukan:
👉 Tersesat di Kota Tekes Bagua, Anda menemukan kedai bakpao kukus larut malam di mana pemiliknya menaburkan jintan di atas bakpao sambil mengajari Anda cara mengucapkan "teman" dalam bahasa Kazakh;
👉 Saat matahari terbenam di Sungai Bayinbuluke yang berkelok-kelok, sekelompok orang asing berjongkok di tepi sungai, berteriak serempak, "Matahari, jangan terbenam! Berhenti sebentar!";
👉 Badai salju yang tiba-tiba di Jalan Raya Duku larut malam memaksa konvoi berhenti, dan semua orang, yang terbungkus jaket, berdansa dadakan—tertawa terbahak-bahak.
Seorang netizen berkata:
"Saya bekerja lembur di pusat kota selama tiga tahun tanpa menangis, tetapi saya berjongkok dan menangis selama sepuluh menit di ladang rapeseed di Xinjiang."
"Bukan karena pemandangannya begitu indah, tetapi—saya akhirnya ingat bahwa saya juga tergerak oleh keindahan."
Berhentilah berkata "Saya tidak punya waktu, saya tidak punya uang, saya tidak punya teman untuk menghabiskan waktu."
Coba hitung saja dan Anda akan mengerti:
✅ Kendaraan off-road + pemandu wisata profesional + tiket dan akomodasi sudah termasuk
✅ Tur grup kecil (6-10 orang), bersosialisasi tanpa tekanan, bahkan para lajang pun bisa dengan mudah mengatur grup
✅ Juni hingga September adalah musim keemasan Ili: padang rumputnya hijau subur, bunga lavender bermekaran di cakrawala, dan Bima Sakti terlihat jelas di malam hari.
Dengan kurang dari 400 yuan sehari, Anda bisa tidur di bawah bintang-bintang dan bangun di hadapan pegunungan bersalju.
Bandingkan dengan kota-kota kelas atas di mana pameran dan makan malam selebritas bisa menghabiskan biaya ribuan yuan.
Ini bukan sekadar uang belanja! Ini investasi untuk tabungan spiritual Anda.
Selain itu—
🔸 Xinjiang memiliki pemeriksaan keamanan yang ketat, dan keamanan publik bahkan lebih stabil daripada di lingkungan Anda.
🔸 Jangkauan sinyalnya sangat baik, dan ada pom bensin, pom air panas, dan pom amal di sepanjang jalan.
🔸 Semua pengemudinya adalah penduduk asli Xinjiang, fasih dalam sejarah, lagu daerah, dan sangat pandai menyembunyikan makanan.
Jadi, jika Anda mengalami ini:
Setiap hari Anda bangun untuk mencatat waktu, menghadiri rapat, dan menjawab pesan, hidup Anda terasa seperti rutinitas yang sudah pasti.
Anda ingin memulai, tetapi Anda takut akan kerepotan, kesepian, dan bos yang berkata, "Proyek ini tak tergantikan."
Anda baru berusia tiga puluh tahun, tetapi Anda merasa tua di hati.
Saya ingin memberi tahu Anda:
Penyembuhan sejati tidak datang di ruang konseling, tetapi di jalan tanpa sistem navigasi.
Seperti yang dikatakan gadis yang berbaring di padang rumput Kalajun selama dua jam:
"Saya mengambil cuti tahunan dan keluar dari grup kencan, bukan untuk melarikan diri dari kehidupan, tetapi untuk memastikan bahwa saya masih hidup, bahwa jantung saya masih berdebar bersama angin."
Perjalanan ini bukan tentang mencatat waktu atau pamer. Hanya untuk berteriak sekali dari puncak gunung bersalju, untuk tertawa sekali di tengah padang rumput,
agar tubuhku mengingat:
Kamu bukan karyawan seseorang; kamu adalah anak negeri ini.
Pergilah, selagi matahari bersinar terang, selagi padang rumput menghijau, selagi kamu masih rela berhenti untuk melihat bunga liar.