Musim dingin selama 5 tahun di Bali mengalami akhir kehidupan Bali:
#balilife
Hai para pelancongku yang cantik!
Para calon kekasih Bali!
Dengan senang hati saya berbagi pengalaman menghabiskan musim dingin di sini🌿: "Beginilah Rasanya Bangun dalam Keadaan Hidup"
Tinggal di Bali bukan sekadar tempat — melainkan sebuah ritme.
Sebuah cara hidup yang dimulai bahkan sebelum matahari terbit.
Harimu dimulai sekitar pukul 6 pagi — bukan dengan alarm, melainkan dengan langit yang perlahan berubah menjadi rona merah muda dan keemasan yang lembut. Terkadang ia bersembunyi di balik awan, terutama sekarang — di musim dingin, saat musim hujan. Namun, bahkan saat hujan turun, kau merasa hidup. Kau merasa *hadir*.
Kau melangkah keluar. Laut ada di sebelah kananmu. Udara segar, dunia masih sunyi. Dan tiba-tiba, kau ingin berlari — bukan karena terpaksa, melainkan karena tubuhmu ingin menari bersama pagi.
Di pantai, jiwa-jiwa bahagia lainnya sudah ada di sana. Seseorang mengajak anjingnya jalan-jalan. Atau tiga anjing. Kau tersenyum, mereka balas tersenyum. Seorang asing berkata, "Hei!" dan rasanya seperti sudah mengenal mereka bertahun-tahun.
Dan begitu saja, Anda sudah dipenuhi dengan kepositifan yang mendalam dan mudah, yang seakan mengambang di udara di sini.
🥥 Makan pertama? Tepat di atas pasir.
Setelah berlari, Anda mampir ke penjual buah lokal—bertelanjang kaki, berkeringat, dan tersenyum.
Anda meminta kelapa muda. Sekali teguk, dan langsung tersaji: air kelapa yang manis, dingin, dan sebening kristal, penuh mineral, antioksidan, dan kehidupan.
Air kelapa itu membangunkan tubuh Anda. Menyegarkan jiwa Anda.
Dan tiba-tiba, Anda merasa lebih hidup dari sebelumnya.
🍞 Sarapan bisa apa saja—dan segalanya
Mandi. Ganti baju. Ambil skuter, taksi, atau bersepeda ke kafe favorit Anda.
Sarapan di sini ajaib. Bukan karena selalu sehat—tidak, terkadang kentang goreng, terkadang roti panggang alpukat, terkadang keduanya sekaligus.
Tapi entah bagaimana, secara ajaib, semua orang tampak luar biasa. Tanpa rasa bersalah, tanpa aturan. Hanya makanan enak. Kebahagiaan sejati.
Pastikan untuk mencoba Geomato — smoothie mereka legendaris. Saya akan segera menulis postingan lengkap tentang mereka, janji 😍
💡 Bekerja? Ya — tapi bukan yang menguras tenaga.
Setelah sarapan, mungkin saatnya berkreasi.
Bekerja — tapi bukan yang membebani.
Mungkin Anda menuju ruang kerja bersama yang penuh ide, tempat para nomaden digital, yogi, wirausahawan, dan pemimpi berkumpul.
Mungkin Anda sedang menulis program yang akan mengubah hidup — bahkan bagi orang-orang yang mungkin tak pernah ke Bali.
Atau mungkin Anda menghabiskan hari berkarya seni: melukis, mendesain pakaian sendiri dengan penjahit lokal, membuat cincin dengan penuh niat, atau belajar memasak hidangan tradisional Bali.
Atau mungkin Anda menyiapkan pesta — dan membaginya dengan teman-teman. Karena makanan adalah cinta. Makanan bersama adalah keajaiban.
🌇 Matahari terbenam. Teman-teman. Makan malam di bawah bintang-bintang.
Malam datang bagai pelukan lembut.
Saatnya menyambut matahari terbenam — sebuah ritual di sini. Di pantai, di atap, sendirian atau bersama orang-orang terkasih.
Rasa syukur. Musik. Refleksi.
Lalu makan malam — perlahan, nikmat, indah. Bersama orang-orang yang membuatmu tertawa, berbincang, bermimpi.
Dengan aura yang begitu positif, kau merasa bersinar dari dalam ke luar.
🎉 Malam? Oh, malam baru saja dimulai)