Yangon...mengesankan
Akhir pekan lalu, saya berkesempatan mengunjungi Yangon, Myanmar untuk pertama kalinya. Sejak kecil, saya hanya mendengar tentang Yangon dan keindahan pagoda emasnya, Pagoda Shwedagon. Saya selalu bertanya-tanya apakah saya akan berkesempatan untuk berziarah ke sana. Hingga hari ini, akhirnya saya sampai di sana. Setelah iseng-iseng melihat harga tiket pesawat, ternyata harganya sangat murah, jadi saya memutuskan untuk pergi. Saya berterima kasih kepada trip.com yang telah membuat penerbangan ini begitu mudah diakses, jadi saya memutuskan untuk mengajak seorang teman. Dan begitulah perjalanan ini dimulai.
Setibanya di sana, saya langsung menuju pagoda di tengah air untuk berziarah ke Phra Upakut, yang terletak di luar kota. Setelah itu, saya kembali ke kota untuk mengunjungi Pagoda Botahtaung, tempat saya berziarah ke relik rambut Buddha dan Dewa Thanjai untuk berdoa agar keinginan saya terkabul. Saat hari mulai gelap, saya menuju ke Pagoda Shwedagon, yang terletak di sebuah bukit di jantung kota Yangon. Pagoda itu sendiri terlihat dari kejauhan, dan pagoda itu benar-benar sesuai dengan reputasinya. Sungguh pengalaman yang mendebarkan untuk menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Sayangnya, pagoda tersebut sedang direnovasi, sehingga beberapa perancah telah mengelilinginya. Meskipun berwarna keemasan, pagoda tersebut tetap utuh. Cahaya keemasan yang bersinar di pagoda tersebut masih membangkitkan keindahannya. Setelah memberikan penghormatan di Pagoda Shwedagon, kami menginap di Zealax Hotel and Residence, yang juga dipesan melalui Trip.com. Hotel bintang 5 ini sangat terjangkau. Hotel ini besar dan baru dibuka di area yang aman. Kamarnya besar dan luas, dengan fasilitas lengkap. Stafnya tampak sangat ramah. Kami juga mendapatkan diskon dari Trip.com, menjadikannya pengalaman yang benar-benar berharga. Kami tidur nyenyak semalam.
Keesokan harinya, kami pergi ke luar kota ke Bago untuk memberikan penghormatan di Pagoda Mutao (Kedi Shwemawdaw), pagoda tertinggi di Myanmar. Dengan tinggi 100 meter, pagoda ini bahkan lebih tinggi dari Pagoda Shwedagon. Ini adalah bukti kebesaran dan pengabdian rakyat Myanmar, yang mampu membangun pagoda sebesar itu. Selanjutnya, kami mengunjungi istana Phra Suphan Kanlaya untuk memberi penghormatan kepada patungnya. Lokasinya tidak jauh dari Istana Bayinnaung, sebuah istana kayu keemasan berkilau yang telah direnovasi, mempertahankan desain aslinya. Sore harinya, kami memberi penghormatan kepada empat Buddha dari empat penjuru di Pagoda Kyaikpun, perhentian terakhir kami di Bago. Sebelum kembali ke kota, kami memberi penghormatan kepada Buddha Berbaring, Buddha Berbaring Chaukhtatgyi, dan terakhir, Pagoda Suray dan Pagoda Suray. Pagoda emas yang diterangi cahaya keemasan itu merupakan pemandangan yang indah dari setiap sudut. Setelah itu, kami kembali ke hotel dan beristirahat.
Keesokan harinya, kami berencana untuk menjelajahi kota. Kami berencana pergi ke Pasar Scott untuk membeli suvenir, tetapi ternyata hari Senin, dan Pasar Scott tutup, jadi kami tidak sempat membeli suvenir apa pun. Jadi, kami mengubah rencana ke Junction City Mall dan menikmati kopi di Rio Coffee & Brunch, tempat populer di Instagram. Setelah bersantai dan menikmati secangkir kopi yang menyegarkan, kami berfoto-foto, lalu kembali ke hotel. Sore itu hujan gerimis, sehingga kami bisa beristirahat dengan nyaman.
Hari terakhir adalah penerbangan pulang. Kami memilih untuk berangkat pagi hari, jadi kami sarapan sebelum menuju bandara dan menaiki pesawat kembali ke Thailand dengan selamat.
Perjalanan itu sungguh berkesan, mulai dari mendapatkan tiket pesawat murah dan hotel bintang 5 dengan harga terjangkau, mengunjungi tempat-tempat yang ingin kami kunjungi, melihat Pagoda Shwedagon, hingga memberikan penghormatan kepada Buddha dan para dewa. Sungguh pengalaman yang menyenangkan, memuaskan, dan membahagiakan. Jika saya berkesempatan untuk berhasil seperti yang saya inginkan, saya mungkin akan kembali ke Yangon, Myanmar sekali lagi. Amin!