Panduan 5 hari 4 malam di Brunei: Cara menghindari keramaian dan menjelajahi tempat-tempat tersembunyi
Baru saja kembali dari Brunei! "Negara kaya yang sederhana" ini, dengan masjid di mana-mana dan harga bensin yang lebih murah daripada air, benar-benar mengubah persepsi saya tentang perjalanan—tidak ada lagi tempat-tempat terkenal di internet yang ramai, hanya suasana yang santai dan nyaman. Tulisan ini merangkum semua jebakan dan harta karun yang saya temui, agar Anda dapat mengikutinya dan menghindari jebakan apa pun! 💯
I. Persiapan Pra-Perjalanan (Panduan Menghindari Jebakan yang Terbukti)
1. Visa: Warga negara Tiongkok dibebaskan dari visa selama 14 hari! Namun, Anda harus membawa paspor yang masih berlaku minimal enam bulan. Setibanya di sana, mereka akan memeriksa rencana perjalanan pulang pergi Anda (saya tidak mencetaknya, tetapi menyimpan PDF di ponsel saya dan lolos tanpa masalah, tetapi salinan cetak disarankan untuk keamanan tambahan).
2. Mata uang: Dolar Brunei (BND) dan dolar Singapura ditukar 1:1, jadi jangan terlalu banyak menukar uang tunai! Sebagian besar pusat perbelanjaan dan restoran di pusat kota menerima Alipay dan Visa. Saya menukarkan 200 dolar Brunei dan masih ada sisa setengahnya (uang tunai lebih praktis untuk membeli air di supermarket dan naik taksi).
3. Pakaian: Brunei adalah negara Muslim, jadi perempuan tidak boleh memakai rok pendek! Saya membawa gaun lengan panjang dan jaket tipis, yang bisa saya pakai langsung ke masjid tanpa harus meminjam jilbab (beberapa masjid menyediakannya, tetapi membawa jilbab sendiri lebih higienis). Pria harus memakai celana panjang, dan hindari sandal jepit.
4. Barang Penting: Tabir surya (Sinar UV sangat kuat! Saya terbakar matahari setelah tidak memakainya selama sehari), topi matahari, obat nyamuk (wajib untuk taman nasional; hutan hujan penuh nyamuk), dan adaptor (colokan tiga colokan Inggris; hotel biasanya menyediakannya, tetapi membawa sendiri lebih praktis).
II. Itinerary 5 Hari (Tak biasa + klasik, tak perlu terburu-buru!)
Hari ke-1: Tiba di Bandar Seri Begawan → Masjid Omar Ali Saifuddin → Desa Terapung
- Masjid Omar Ali Saifuddin: Pemandangan terindah di Brunei! Saya tiba pukul 16.00. Matahari terbenam mewarnai kubah emas dengan warna kuning hangat, terpantul di danau buatan, bagaikan lapisan debu emas. ✨ Karpet di dalam masjid ditenun tangan dan sangat lembut saat disentuh. Jangan gunakan flash untuk memotret (staf akan mengingatkan Anda). Jalan-jalan santai menciptakan suasana yang lebih atmosferik.
- Kampong Ayer: Dikenal sebagai "Venesia dari Timur", naik perahu ekor panjang wajib dicoba! Dengan biaya 15 dolar Brunei per orang, tukang perahu akan mengantar Anda melewati rumah-rumah kayu, sambil tersenyum dan melambaikan tangan saat melewati penduduk setempat. Saya bahkan mampir ke sebuah kafe kecil di desa dan memesan teh tarik. Menyaksikan gemerlap air terasa 10 kali lebih menenangkan daripada berjalan-jalan di kota!
Hari ke-2: Masjid Jameel → Museum Brunei → Teh Sore di Hotel Imperial
- Masjid Jameel (Masjid Jame'Asr Hassanil Bolkiah): Masjid terbesar di Brunei, 29 kubah emasnya sungguh berkilauan di bawah sinar matahari! Datanglah pukul 9 pagi untuk waktu yang paling sepi. Jilbab dan abaya gratis tersedia di pintu masuk (wanita wajib). Naiklah ke dek observasi di lantai dua untuk menikmati panorama seluruh masjid. Dinding putih dan kubah emasnya berlatar langit biru—foto apa pun yang Anda ambil akan menjadi wallpaper!
- Museum Brunei: Wajib dikunjungi jika Anda ingin mempelajari sejarah Brunei! Di dalamnya, Anda akan menemukan porselen dari pelayaran Zheng He (luar biasa!), serta kostum dan alat musik tradisional Melayu. Saya menghabiskan dua jam menjelajah dan masih belum puas. Halaman di pintu masuk sempurna untuk berfoto—hamparan hijau subur dengan bangunan putih museum di latar belakang—sempurna untuk berfoto.
- Teh Sore di Imperial Hotel: Siapa yang tahu serunya hotel bintang enam? 120 dolar Brunei per orang, termasuk stan kue tiga tingkat dan kopi serta teh sepuasnya. Semua kue dibuat segar, dan scone dengan selainya luar biasa. Duduk di dekat jendela lobi, menghadap kolam renang dan pantai, membuat Anda merasa seperti "taipan kecil." Disarankan untuk memesan tempat sehari sebelumnya; tempat duduk dekat jendela sangat populer!
Hari ke-3: Taman Nasional Ulu Temburong (wajib dikunjungi!)
- Ini adalah tempat favorit saya sepanjang perjalanan! Perjalanannya 1,5 jam dari kota. Pertama, Anda naik perahu ekor panjang, lalu rakit untuk memasuki hutan hujan. Saya memilih pendakian tiga jam, dan jembatan gantung kanopinya sangat mendebarkan. Hutan rimbun di bawah, dan melihat ke atas, Anda dapat melihat sinar matahari yang menembus dedaunan. Kami juga bertemu monyet-monyet liar yang sama sekali tidak takut pada manusia, yang akan menatap camilan di tangan Anda (jangan beri mereka makan, petugas akan menghentikan Anda).
- Titik akhirnya adalah air terjun. Airnya sangat jernih. Saya bahkan melepas sepatu dan menginjaknya. Keren sekali! Jangan lupa membawa makanan kering. Tidak ada restoran di hutan hujan ini, hanya ada toko kecil di pintu masuk.
Hari ke-4: Istana Nurul Iman → Pasar Malam Bandar Seri Begawan
- Istana Nurul Iman: Istana terbesar di dunia, hanya dibuka untuk umum saat Idul Fitri (saya melewatkannya saat berkunjung, jadi saya hanya bisa berfoto di pintu masuk). Para penjaga di pintu masuk sangat tampan dan akan berfoto bersama Anda. Gerbang emas istana tampak memukau di bawah sinar matahari. Saya sarankan untuk datang pukul 10 pagi untuk mendapatkan pencahayaan terbaik.
- Pasar Malam: Terletak tepat di tepi sungai di pusat kota, buka pukul 5 sore dan menawarkan camilan super murah! Saya memesan sate (5 dolar Brunei/5 tusuk, yang ayamnya paling enak), ambuyat (makanan khas Brunei yang terbuat dari sagu dan dimakan dengan saus cocol, teksturnya unik), dan kue-kue Melayu (kue ketan rasa pandan wajib dicoba; manis tapi tidak berminyak). Dengan 20 dolar Brunei per orang, saya sudah kenyang!
Hari ke-5: Berbelanja → Pulang
- Jelajahi Gadong Central Mall di pusat kota. Mereka menjual parfum merek Brunei (aromanya unik, cocok untuk oleh-oleh) dan cokelat (dengan rasa kakao yang kaya). Harganya lebih murah daripada di toko bebas bea bandara. Untuk makan siang, saya makan ikan bakar di mal. Ikan segarnya dipanggang hingga beraroma renyah, dan disantap dengan nasi, rasanya luar biasa memuaskan.
III. Rekomendasi Akomodasi (Pilih dari 2 Gaya)
1. Radisson Blu Hotel, Brunei: Nilai terbaik! Terletak di pusat kota, 5 menit berjalan kaki dari pasar malam. Kamar-kamarnya bersih dan memiliki balkon tempat Anda dapat menyaksikan matahari terbit. Saya menginap selama 3 malam, dengan biaya sekitar 800 RMB per malam. Resepsionisnya fasih berbahasa Mandarin, jadi saya selalu siap sedia untuk bertanya apa pun.
2. Empire Hotel: Wajib dikunjungi jika Anda memiliki anggaran terbatas! Fasilitas bintang enamnya sempurna, dengan pantai pribadi, lapangan golf, kolam renang besar, dan bathtub dengan pemandangan laut. Harganya sekitar 2.000 RMB per malam, sempurna bagi mereka yang mencari pengalaman mewah.
IV. Tips Transportasi (Teruji dan Digunakan)
- Taksi: Gunakan aplikasi Dart untuk memanggil taksi di kota; 30% lebih murah daripada memanggil taksi di jalan! Biaya perjalanan dari bandara ke kota sekitar 25 dolar Brunei. Hindari taksi ilegal di pintu masuk bandara (harganya selangit). - Sewa Mobil: Untuk Taman Nasional Ulu Temburong, disarankan menyewa mobil dengan biaya sekitar 50 dolar Brunei per hari. Pengemudi akan menunggu Anda setelah kunjungan dan kemudian kembali ke kota, menawarkan lebih banyak kebebasan daripada bergabung dengan rombongan wisata.
- Bus: Bus beroperasi jarang dan tidak mengumumkan halte, jadi saya tidak menyarankan untuk menggunakannya. (Saya pernah mencobanya sekali, melewatkan halte, dan akhirnya naik taksi pulang.)
V. Peringatan (Jangan Membuat Kesalahan!)
1. Jangan minum di tempat umum! Brunei melarang penjualan dan impor alkohol ke negara ini. Pelanggar akan didenda.
2. Bertanyalah sebelum mengambil foto! Beberapa masjid dan rumah tidak mengizinkan fotografi, jadi jangan mengambil foto jika Anda melihat tanda "Dilarang Fotografi".
3. Hormati adat istiadat setempat! Misalnya, menyerahkan barang dengan tangan kanan dianggap tidak sopan; menggunakan tangan kiri dianggap tidak sopan. Jangan membuat suara keras di tempat umum.
Brunei sungguh tempat yang tak ingin Anda tinggalkan begitu tiba di sana. Tak ada komersialisme di sana, hanya keramahan sejati dan pemandangan yang menakjubkan. Saya pasti akan kembali lagi lain kali untuk mengunjungi semua tempat yang belum saya jelajahi! 😘