Dunia Es dan Salju: Perjalanan ke Heilongjiang
Heilongjiang, yang terletak di bagian paling utara Tiongkok, menawarkan lanskap alam yang menakjubkan dan pesona Timur Laut yang kaya. Perjalanan empat hari tiga malam ini membawa saya jauh ke dalam negeri yang tertutup salju ini. Dari pemandangan musim dingin yang putih hingga warisan budaya yang kaya dan keramahan penduduknya yang hangat, saya sangat terkesan dengan kota ini dan keindahan alam di sekitarnya.
Hari ke-1: Lanskap Perkotaan Harbin dan Dunia Es dan Salju
Perjalanan saya ke Heilongjiang dimulai di Harbin. Sebagai ibu kota provinsi, Harbin menawarkan warisan budaya Rusia yang kaya dan fitur-fitur sejarah yang unik. Di musim dingin, lanskap es dan saljunya sangat menawan. Perhentian pertama saya adalah "Dunia Es dan Salju" yang terkenal. Ini adalah acara musim dingin paling ikonis di Harbin setiap tahun. Saat saya memasuki dunia es dan salju ini, saya langsung terpikat oleh deretan patung es yang memukau. Patung-patung tersebut, dalam berbagai bentuk, menjadi hidup, termasuk istana es raksasa, patung hewan yang rumit, dan karya seni. Diterangi cahaya, patung-patung ini berkilauan dengan keindahan sebening kristal, sebuah tontonan yang memukau. Udara dingin dan lingkungan yang sedingin es memberikan nuansa magis pada dunia.
Di Dunia Es dan Salju, saya juga mencoba seluncuran es, mobil bumper, dan atraksi es dan salju lainnya. Meskipun suhu turun hingga sekitar -20 derajat Celcius, aktivitas-aktivitas ini benar-benar membuat saya lupa akan dinginnya es dan saya sangat menikmatinya.
Malam harinya, saya menuju ke Jalan Pusat Harbin. Kawasan ini dipenuhi bangunan bergaya Eropa, dan terutama di malam hari, diterangi lampu jalan dan etalase, sehingga menyerupai kota kecil yang menawan. Ada banyak toko kecil, kafe, dan restoran di sini. Saya mencicipi roti pipih dan bir lokal Rusia, dan merasakan pengaruh budaya Rusia yang mendalam dari Harbin.
Hari Kedua: Eksplorasi Sejarah Katedral St. Sophia dan Alun-alun St. Sophia
Pada Hari Kedua, saya mengunjungi Katedral St. Sophia di Harbin. Salah satu bangunan paling ikonis di Harbin, dibangun pada awal abad ke-20, katedral ini menggabungkan gaya arsitektur Ortodoks Rusia. Berdiri di depan katedral, saya terpikat oleh kemegahannya. Dinding bata merah dan kubah emasnya menciptakan suasana khidmat dan sakral. Di dalam gereja, mosaik yang memukau dan kubah yang menjulang tinggi membangkitkan pesona seni religius yang telah dilestarikan selama berabad-abad.
Meninggalkan Katedral St. Sophia, saya tiba di Alun-Alun Sophia di dekatnya. Inilah jantung Harbin, dikelilingi oleh banyak bangunan tua, memberikan suasana sejarah yang kaya. Alun-alun ini tidak hanya menawarkan arsitektur yang indah tetapi juga sekilas perpaduan budaya kota, di mana pengaruh Rusia berpadu dengan karakteristik Timur Laut setempat, memungkinkan saya untuk lebih memahami lanskap budaya Harbin yang beragam.
Hari ke-3: Dunia Dongeng di Desa Salju
Pada hari ke-3, saya meninggalkan Harbin dan pergi ke Shuangyashan, "Desa Salju" yang terkenal di Tiongkok. Ini adalah salah satu destinasi musim dingin paling ikonis di Heilongjiang, yang dikenal sebagai "dunia dongeng." Setibanya di Desa Salju, saya terpikat oleh pemandangan bersalju. Kepingan salju menyelimuti puncak pohon, atap, dan jalan setapak, mengubah seluruh desa menjadi negeri ajaib es dan salju. "Teratai salju" yang terkenal—fenomena alam yang terbentuk oleh cuaca dingin—menjadi sangat menawan. Kepingan salju, seperti kelopak bunga, mekar di dahan-dahan pohon, menciptakan pemandangan bak negeri dongeng.
Saya menjelajahi desa-desa di Kota Salju, membenamkan diri dalam kekayaan budaya rakyat Tiongkok Timur Laut. Penduduk desa setempat dengan antusias memperkenalkan saya pada beragam sajian di wilayah tersebut, termasuk aktivitas rakyat musim dingin yang semarak dan kuliner tradisional Timur Laut. Tungku kang lokal dan lentera es buatan tangan membangkitkan suasana khas utara yang kaya. Puncak perjalanan ini adalah menunggang kuda melintasi dataran bersalju. Meskipun suhu beku, momen saya menunggang kuda di atas salju terasa seperti lukisan yang hidup—sebuah pengalaman yang tak terlupakan.
Hari ke-4: Pemandangan Arktik Mohe
Pada hari terakhir perjalanan saya, saya tiba di Mohe, kota paling utara Tiongkok. Sebagai titik terdekat Tiongkok dengan Arktik, suhu dingin musim dingin sungguh mencengangkan. Keindahan Mohe bukan terletak pada lanskap perkotaannya yang ramai, melainkan pada keindahannya yang sederhana dan alami, yang menyatu sempurna dengan alam. Berdiri di jalanan Mohe, memandangi rumah-rumah kecil dan jalanan yang tertutup salju, saya tak kuasa menahan diri untuk tidak mengagumi kekuatan alam.
Di Mohe, saya mengunjungi Desa Arktik setempat, sebuah tempat yang kaya akan pemandangan kutub. Atraksi unik desa ini, seperti "Tanda Kutub Utara", tempat-tempat untuk melihat aurora, dan pertunjukan kehidupan di tengah cuaca dingin yang ekstrem, semuanya membuat saya takjub akan negeri es ini.
Di Mohe, saya juga beruntung dapat menyaksikan Cahaya Utara. Ini adalah pertama kalinya bagi saya. Aurora, yang menari-nari di langit bagaikan pita-pita hijau, adalah pemandangan yang terukir kuat di benak saya dan salah satu kenangan paling tak terlupakan dari perjalanan saya ke Heilongjiang.
Tips dan Saran Perjalanan
Perjalanan ke Heilongjiang ini meninggalkan saya dengan apresiasi yang mendalam atas keajaiban alam dan pesona budaya negeri utara ini. Bentang alam Heilongjiang yang dingin, sejarah dan budayanya yang kaya, serta pesona Timur Lautnya yang khas telah membuat saya sangat menghormati negeri ini.
Jika Anda merencanakan perjalanan ke Heilongjiang, saya punya beberapa saran: Pertama, musim dingin di Heilongjiang sangat dingin, terutama di Mohe dan Xuexiang. Kenakan pakaian hangat, terutama jaket tahan dingin, sarung tangan, syal, dan sepatu antiselip, untuk menikmati pemandangan musim dingin sepenuhnya. Kedua, transportasi di Heilongjiang relatif tidak nyaman, terutama perjalanan panjang ke Xuexiang dan Mohe. Sebaiknya rencanakan perjalanan Anda terlebih dahulu agar tidak membuang-buang waktu. Terakhir, kuliner Heilongjiang sungguh unik, terutama hot pot khas Timur Laut dan pangsit buatan tangan, yang sayang untuk dilewatkan.
Secara keseluruhan, Heilongjiang adalah tempat yang magis. Baik itu kemegahan Dunia Es dan Salju maupun dunia dongeng Xuexiang, saya benar-benar terpesona. Perjalanan ini tidak diragukan lagi telah menggelitik minat saya terhadap tanah ajaib ini, dan saya berharap dapat kembali suatu hari nanti untuk mengalami lebih banyak lagi keajaiban dan keindahannya.