Mandula adalah padang rumput yang tak berujung, di mana di bawah langit biru dan awan putih, rumput hijau terbentang seperti karpet hingga ke cakrawala. Ketika angin bertiup, gelombang rumput bergoyang, dengan sapi dan domba yang berkeliaran dengan santai, menciptakan lukisan pastoral yang murni. Di kejauhan, yurt Mongolia tersebar, keberadaannya berpadu dengan nyanyian para penggembala yang melayang di atas padang terbuka.
Saat senja, cakrawala diwarnai merah keemasan oleh matahari terbenam, membuat ketenangan padang rumput semakin memikat. Pada malam hari, saat menatap sungai bintang, bintang-bintang seperti permata yang tersebar, dan tanpa banyak kata, seseorang dapat merasakan luasnya alam semesta. Ini adalah padang rumput untuk jiwa, memungkinkan orang melupakan kebisingan kota dan kembali ke kemurnian dan kebebasan yang asli.
Lihat teks asli