Siapa yang bisa menolak desa kuno tempat "musim gugur" dipajang di atap-atapnya? Di Linkeng, Kabupaten Yongjia, Wenzhou, Zhejiang, tak ada keramaian Hongcun atau komersialisasi Wuyuan. Sebaliknya, terdapat rumah-rumah kayu yang dibangun di lereng gunung, tumpukan nampan pengering, dan lembah-lembah yang diselimuti kabut – inilah panen musim gugur khas Jiangnan!
Poin penting: Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pertengahan Oktober hingga awal November. Selama periode ini, jagung, labu, paprika, dan padi dipanen, dan penduduk desa menyebarkan hasil panen mereka di atap-atap dan tempat pengeringan. Warna merah cerah, kuning cerah, dan jingga pekat, berpadu dengan ubin hitam dan dinding kayu, menciptakan pemandangan yang indah. Transportasi: Disarankan berkendara (sekitar 3 jam dari Hangzhou, 1,5 jam dari Wenzhou). Jalan menuju desa sempit, tetapi tersedia tempat parkir di pintu masuk. Transportasi umum: Naik kereta cepat ke Stasiun Yongjia, pindah ke bus pedesaan ke Kota Yantan, lalu berbagi perjalanan selama 15 menit.
Pada hari pertama, kami langsung menuju Desa Kuno Linkeng. Begitu masuk, kami langsung terpukau oleh pemandangan yang menakjubkan: lebih dari seratus rumah panggung dibangun di sepanjang aliran sungai, tersebar anggun di lembah. Atap-atap dan rak-rak bambu dipenuhi berbagai macam hasil panen, bahkan keranjang-keranjang bambu di sudut-sudutnya ditumpuk tinggi berisi tongkol jagung keemasan. Berjalan di sepanjang jalan setapak berbatu, aliran sungai mengalir dengan lembut, dan penduduk desa duduk di ambang pintu mengupas jagung dan menjemur padi, sesekali melirik ke atas untuk menyambut kami – suasana yang sungguh semarak dan hidup. Kami merekomendasikan untuk menginap di wisma dekat pintu masuk desa, pilih kamar dengan teras. Di pagi hari, membuka jendela akan memperlihatkan kabut yang berarak di atas atap-atap, dan nampan-nampan pengering berkilau hangat di bawah cahaya pagi – setiap foto layak untuk dijadikan wallpaper.
Di hari kedua, kami menikmati pengalaman ganda "pengeringan musim gugur + alam": di pagi hari, kami mengunjungi Terasering Linkeng di belakang desa. Di musim gugur, terasering tersebut telah berganti warna menjadi hijau keemasan, membentang berlapis-lapis di sepanjang lereng gunung, menciptakan pemandangan yang indah dengan desa pengeringan musim gugur di kejauhan dan daun maple merah di dekatnya. Anda dapat mendaki di sepanjang jalan setapak sawah untuk melihat dari dekat bulir padi yang montok. Jika beruntung, Anda bahkan dapat melihat penduduk desa memanen di ladang dan merasakan nikmatnya bertani. Sore harinya, kunjungi Gua Longpu Xiandong, sekitar 20 menit berkendara dari Linkeng. Di sini Anda akan menemukan air terjun dengan ketinggian 100 meter, stalaktit berbagai bentuk, dan suasana sejuk dan lembap yang sempurna untuk melepas lelah setelah mendaki. Anda juga dapat melihat pelangi yang terpantul dari air terjun.
Di hari ketiga, jelajahi budaya lokal dan pengalaman unik: Di pagi hari, kunjungi bengkel kerajinan tangan di Linkeng dan pelajari cara membuat anyaman bambu dan tahu bersama para tetua setempat. Anda bahkan bisa membawa pulang suvenir kecil sebagai oleh-oleh. Untuk makan siang, pastikan untuk mencoba hidangan khas setempat: babi rebus dengan rebung kering, ikan sungai kering, kue labu, dan kue beras ketan. Semua bahan ditanam dan dibudidayakan sendiri oleh penduduk desa, sehingga segar dan lezat, terutama rebung keringnya, yang direndam dalam sari daging dan sangat lezat. Di sore hari, Anda dapat mengunjungi Desa Kuno Yubei, 30 menit berkendara dari Linkeng. Desa berusia seribu tahun ini mempertahankan arsitektur Dinasti Ming dan Qing yang terpelihara dengan baik. Dengan lebih sedikit wisatawan, jalanan berbatu, dinding berbentuk kepala kuda, dan aula leluhurnya memancarkan ketenangan pedesaan, sempurna untuk berjalan-jalan santai dan berfoto.
Tips Perjalanan:
1. Desa ini memiliki banyak jalanan berbatu; kenakan sepatu kets anti selip dan hindari sepatu hak tinggi. 2. Spot terbaik untuk memotret pemandangan panen musim gugur adalah anjungan pandang di belakang desa dan teras-teras wisma. Cahaya lembut di pagi atau sore hari menghasilkan foto terbaik.
3. Sebagian besar wisma dikelola oleh penduduk desa; pesanlah secara online terlebih dahulu dan mintalah pemiliknya untuk memesan kamar dengan pemandangan indah.
4. Hormati adat istiadat setempat; mintalah izin sebelum memotret penduduk desa dan jangan menginjak-injak tanaman yang sedang dikeringkan di ladang.
Musim gugur di Jiangnan bukan hanya tentang osmanthus dan daun maple; tempat ini juga menawarkan permata tersembunyi seperti Linkeng, yang tersembunyi di pegunungan, sempurna untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kota dan menikmati kehidupan yang lebih santai. Manfaatkan warna-warna musim gugur yang semarak dan mulailah perjalanan Anda!
🔥Ikuti saya untuk menemukan lebih banyak destinasi wisata yang belum banyak diketahui!
Lihat teks asli