Saya selalu merasa bahwa perjalanan adalah proses di mana tubuh meninggalkan rumah terlebih dahulu, sementara jiwa tertinggal dan tiba belakangan.
Hari itu, saya datang ke Wenzhou bersama seorang teman dan mengusulkan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di sekitar. Namun, ketika akhirnya saya berdiri di depan tiga karakter "Gua Tao Gong"—di bawah sebuah plakat kuno dengan tulisan yang sudah memudar dan tampak kabur—rasanya seperti bertemu dengan pemandangan ini setelah menunggu lama dalam keheningan.
Gua Tao Gong terletak di Distrik Ouhai, Kota Wenzhou. Ini adalah gua batu kapur yang tersembunyi di pegunungan, tidak terlalu mencolok. Meskipun disebut sebagai tempat wisata, gua ini tidak memiliki nuansa turisme yang standar. Lebih mirip seperti seorang pria tua yang tidak terlalu peduli dengan pengunjung; apakah Anda datang atau tidak, dia duduk diam di lereng gunung, minum teh, mendengarkan angin, dan bermimpi tentang sejarah. Gua ini memancarkan aura spiritual dan dikatakan sebagai tanah berkah ke-12 di Tiongkok.
Menurut legenda, seorang sarjana terkenal pernah tinggal di gua ini, seorang pria bernama Tao Hongjing. Dia adalah seorang pendeta Tao dan ilmuwan medis dari Dinasti Selatan serta tokoh perwakilan budaya pertapa, yang kemudian dihormati sebagai "Perdana Menteri Pegunungan." Cerita mengatakan bahwa dia menyempurnakan ramuan dan mendalami Taoisme di sini, serta bermimpi tentang perubahan gunung dan sungai serta siklus dinasti. Saya bukan seorang sejarawan, jadi saya hanya mendengarkan cerita-cerita ini dengan senyuman, tanpa memberikan penilaian. Namun, ketika saya memasuki gua hari itu, saya benar-benar merasakan sedikit getaran di udara, seolah-olah sesuatu yang dalam di dalam batu telah membuka matanya.
Gua ini sangat dalam, dengan dinding batu yang lembap dan tetesan air yang merembes dari tempat-tempat yang tidak diketahui, seperti sekresi dari ingatan. Cahaya berkilauan sesekali melalui lapisan batu, kadang seperti kunang-kunang, kadang seperti mimpi yang terlupakan.
Saya tahu saya sedang berdiri di tempat yang penuh kehikmatan dan kesucian, dan hati saya secara tidak sengaja merasa hormat. Pada saat itu, rasanya saya, seorang pelancong, juga merupakan fragmen kesadaran yang telah lama tinggal di gua, meninjau beberapa gambar yang samar namun berkilauan.
Gua itu sangat sejuk... Ketika saya pergi, saya masih dengan enggan melirik kembali ke gua. Melihatnya diam-diam duduk di gunung, dengan tenang menyaksikan generasi demi generasi berlalu.
Malam itu, saya bermimpi mengenakan pakaian kuno, menyempurnakan ramuan di gua, cahaya api berkilauan, waktu bergerak perlahan seperti pendulum yang bergoyang di angin. Mungkin itulah rahasia yang ingin disampaikan Tao Gong kepada generasi mendatang. Bukan ramuan, tetapi: semoga Anda menemukan gua Anda sendiri, merasakan gunung spiritual yang diberkati, yang sebenarnya ada di dalam hati Anda sendiri.
Lihat teks asli