Di bentang alam utara yang luas, Tongliao berdiri bak mutiara di balik Tembok Besar, berkilauan dalam dekapan Padang Rumput Horqin. Kota ini lebih dari sekadar kota biasa, melainkan mahakarya agung yang dipahat dari pegunungan, sungai, sejarah, dan semangat kepahlawanan.
Saat cahaya pagi menembus langit, berhamburan di padang rumput yang tak berbatas, gelombang rumput hijau zamrud tampak menyala, berkilauan dengan cahaya kehidupan. Kuda-kuda berlari kencang melintasi padang rumput, surai mereka berkibar tertiup angin, seolah mengejar mimpi kebebasan. Para penggembala wanita menyenandungkan lagu-lagu panjang yang merdu, suara mereka melayang bagai awan, setiap nada mengungkapkan keterikatan mendalam pada tanah ini. Obu yang jauh, sebuah tempat ibadah, membawa kepercayaan kuno. Di bawah perlindungannya, orang-orang menghormati alam dan menjaga kesederhanaan serta kebaikan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Sejarah Tongliao adalah sebuah epik yang luar biasa. Permaisuri Xiaozhuang Wen muncul dari sini. Kebijaksanaan dan kegigihannya memengaruhi nasib seluruh dinasti, menjadikannya sumber kebanggaan abadi bagi Tongliao. Di antara reruntuhan yang berbintik-bintik, jejak-jejak waktu menceritakan kejayaan masa lalu. Kemistisan reruntuhan Hamin dan kekhidmatan Istana Naiman, semuanya menyingkapkan kekayaan warisan budaya negeri ini, bagaikan para tetua yang dengan tenang menuturkan kisah-kisah yang membentang berabad-abad.
Saat malam tiba, gairah Tongliao bersemi di tengah gemerlap lampu kota. Kios-kios barbekyu di pinggir jalan mendesis dengan aroma yang menggoda, daging sapi dan kambing empuk mendesis di atas arang. Perpaduan jintan dan cabai merangsang indra perasa dan membakar gairah. Setelah tiga putaran minuman, melodi biola kepala kuda mulai mengalun. Melodi yang dalam dan penuh gairah, bagaikan ratapan pilu, menceritakan suka duka penduduk padang rumput, setiap nada menyentuh lubuk hati yang paling lembut.
Tongliao, negeri yang mempesona ini, membanggakan keagungan padang rumput yang luas, kedalaman sejarah yang mendalam, dan kehangatan serta kemurahan hati penduduknya. Bagaikan nyanyian pedesaan yang tiada henti, menggema di antara langit dan bumi, membuat siapa pun yang menginjakkan kaki di tanah ini terbuai oleh kasih sayang yang mendalam dan enggan meninggalkannya.
Lihat teks asli