Melangkah ke Kota Cangjie seperti membuka sebuah epik hidup dari sejarah tulisan. Di antara jalan-jalan yang dipenuhi dengan batu bata biru dan genteng hitam, prasasti batu yang diukir dengan piktograf ada di mana-mana, seolah-olah dengan lembut menceritakan asal-usul peradaban Tiongkok. Saat kabut pagi masih menyelimuti, gunung-gunung di kejauhan tampak samar dan misterius, sementara gerbang kuno dan jembatan batu menambah nuansa mistis dalam kabut tersebut. Kuil Cangjie di dalam kota memancarkan asap dupa yang melingkar, dan aula-aula yang megahnya menginspirasi rasa hormat yang alami.
Berjalan di sepanjang jalan budaya dan kreatif kota, Anda dapat melihat para pengrajin yang fokus mengukir aksara tulang orakel, setiap goresan penuh dengan emosi ribuan tahun. Duduk di rumah teh sambil menyeruput secangkir teh jernih, memandang jalan kuno di luar, Anda merasakan perpaduan antara asal-usul tulisan dan aliran waktu. Kota Cangjie bukan hanya tempat wisata, tetapi juga perjalanan budaya ke masa lampau, mengingatkan kita untuk mengenang jejak awal peradaban di tengah hiruk-pikuk modern.
Lihat teks asli