Jembatan Tujuh Belas Lubang di Jianshui, juga dikenal sebagai Jembatan Naga Ganda, seperti pelangi panjang yang terhampar di pertemuan Sungai Lu dan Sungai Tachong. Tujuh belas lubang lengkung berjajar rapi, melintasi dua sungai, menggabungkan kelembutan desa air dengan kekokohan jembatan kuno.
Dari kejauhan, badan jembatan tercermin di permukaan air yang hijau zamrud, bayangan dan kenyataan menyatu sehingga sulit membedakan mana badan jembatan dan mana pantulan. Tujuh belas lubang bulat tersusun seperti kalung yang tertinggal oleh Tuhan di permukaan air. Saat sinar matahari menyinari, cahaya yang menembus lubang jembatan berkilauan hingga membuat mata pusing. Permukaan jembatan terbuat dari batu hijau, saat diinjak terdengar gema "dong dong", seolah jembatan tua itu sedang menyanyikan lagu berusia ratusan tahun.
Tiga lantai paviliun di tengah jembatan adalah sentuhan akhir yang memukau, dengan atap melengkung dan sudut yang menjulang, ukiran balok dan tiang yang indah, memadukan kehalusan paviliun Jiangnan dan kekokohan arsitektur Dinnan. Berdiri di paviliun dan memandang ke kejauhan, sawah, desa, dan pepohonan di kedua tepi sungai terlihat jelas. Saat angin berhembus, bahkan air sungai ikut beriak, seolah menanggapi kisah jembatan ini.
Konon dulu, kafilah kuda dan pejalan kaki melewati jembatan ini, lekukan di jalan batu adalah jejak waktu yang terukir. Kini berjalan di atas jembatan, kita masih bisa membayangkan keramaian masa lalu—teriakan para pembawa beban, derap kuda, dan tawa para gadis, semua tersembunyi di tujuh belas lubang jembatan ini, mengalir perlahan bersama air sungai.
Jika berkunjung ke Jianshui, wajib singgah di Jembatan Tujuh Belas Lubang, menginjak batu hijau, menyentuh pagar tua, melihat bayangan jembatan yang terpecah dan tersusun kembali di permukaan air, barulah bisa merasakan pesona "Jembatan Pertama di Dinnan".
Lihat teks asli