๐ Kuil Bulguksa โ Beratnya Waktu yang Terukir oleh Batu dan Kayu
Saat saya tiba di pagi hari di Kuil Bulguksa, kabut yang menyelimuti kuil terasa seperti gerbang menuju era Silla. Ketika saya menaiki tangga, pagoda batu yang megah menyambut saya terlebih dahulu, dan melihat **Seokgatap (Pagoda Batu Tiga Lantai)**, yang terukir pada koin 10-won, secara langsung memberikan rasa kagum yang aneh. Seolah-olah pemandangan yang selama ini saya genggam di tangan melalui koin sejak kecil menjadi hidup tepat di depan mata saya. Dabotap yang berdiri di sampingnya tampak indah dan rumit, dan berdiri berdampingan dengan Seokgatap yang sederhana, keduanya saling memperkuat keindahan masing-masing.
Pemandangan dari depan Aula Daeungjeon terasa tenang, tetapi langkah kaki pengunjung, suara drum ikan kayu, dan aroma halus dupa berpadu menunjukkan kuil sebagai tempat yang hidup. Bulguksa bukan hanya bangunan kuno; saya menyadari kembali bahwa kuil ini adalah bagian dari aliran waktu yang terus berlanjut.
โธป
๐ Istana Donggung dan Kolam Wolji โ Romansa Silla yang Mekar di Malam Hari
Setelah matahari terbenam, saya mengunjungi Istana Donggung dan Kolam Wolji. Pada siang hari, saya pikir itu hanya kolam yang tenang, tetapi begitu lampu menyala, tempat ini berubah menjadi dunia yang benar-benar berbeda. Ketika paviliun emas terpantul dan berkilauan di atas air, batas antara kenyataan dan fantasi tampak kabur. Setiap kali angin bertiup, cahaya yang menyebar di atas riak air tampak seperti lukisan hidup, dan suara kekaguman terdengar dari para pengunjung.
Berjalan perlahan di sepanjang kolam, mengingat cerita tentang pangeran dan putri Silla yang menikmati perjamuan di sini, saya merasa seolah-olah waktu saling bertumpang tindih dan saya sedang berjalan di momen itu. Ungkapan bahwa Anda harus melihat tempat ini saat berkunjung ke Gyeongju memang tidak berlebihan.
โธป
โจ Kesan Setelah Perjalanan
Beratnya waktu yang megah yang saya rasakan di Kuil Bulguksa dan pemandangan malam yang penuh mimpi yang saya temui di Istana Donggung dan Kolam Wolji memiliki warna yang berbeda, tetapi bersama-sama mengungkapkan kedalaman kota yang disebut Gyeongju. Hari di mana siang dan malam, kenyataan dan fantasi saling bersilangan. Itulah yang membuat perjalanan ke Gyeongju begitu istimewa.
Lihat teks asli