✨Pertama kali melihat Hemu langsung jatuh cinta
👉 Baru saja melewati tikungan terakhir dengan mobil, gerbang patung salju raksasa langsung masuk ke pandangan🏔️, papan kayu bertuliskan "Desa Hemu" tertutup salju tipis, seperti adegan yang terlepas dari buku dongeng📖. Setelah memarkir mobil, melangkah di atas salju yang berderit, udara penuh dengan aroma segar jarum pinus dan salju❄️.
🌌 Mengejar senja berwarna merah muda
✅ Saat naik ke tempat pengamatan, langit mulai berubah warna, dari biru es ke oranye merah muda lalu memudar menjadi merah mawar yang lembut🌅, lampu rumah kayu yang bertaburan mulai menyala satu per satu, membentuk palet warna gradasi yang indah bersama gunung bersalju🎨. Mengambil 100 foto dengan ponsel pun terasa kurang, romantisme yang terlihat dengan mata telanjang tidak bisa tertampung📸!
❄️ Bertemu peri salju kecil
💡 Pagi-pagi membuka pintu penginapan, tiba-tiba bertemu rubah putih berjalan di salju! Ekor yang lebat menyapu salju, meninggalkan jejak cakar berbentuk bunga plum🦊. Kemudian di tempat memberi makan, terlihat kawanan burung gereja berkumpul untuk menghangatkan diri, kepala kecil mereka bergerak-gerak saat mematuk, sangat menggemaskan sampai hati meleleh❤️.
📌Tips Praktis
- Pastikan memakai sepatu anti selip! Salju seperti arena seluncur alami⛸️
- Simpan ponsel di saku dalam agar tetap hangat, baterai cepat habis di suhu rendah seperti roket🚀
- Menginap di kamar dengan pemandangan memang lebih mahal 200, tapi membuka mata langsung melihat panorama gunung bersalju, sangat sepadan sampai ingin menangis😭!
Desa kecil yang dicium salju ini, bahkan waktu berjalan sangat lambat⏳, datang ke sini pasti tidak ingin pergi, mungkin itulah yang dimaksud di sini~
Lihat teks asli