Ulasan Shinagawa Prince Hotel

lokasi hotel seberang stasiun shinagawa, sarapan pagi sangat rame, pilihan makanan variatif, walaupun super rame tetapi tertata sangat taratur,

Lokasi terbaik di depan stasiun shinagawa, sekeliling nya banyak sekali restaurant, tempat berbelanja, aquarium, Theatre, taman yang hijau dan rimbun membuat perasaan tenang dan santai walaupun di tengah" kota. Sarapan nya sangat banyak menu pilihan & semua enak cocok untuk semua orang. Saya sangat merekomendasikan tempat ini. Bahkan kami melakukan resepsi pernikahan di hotel shinagawa prince ini 10 tahun lalu, kami memiliki kenangan manis di hotel ini 🥰❤️🫰🏼

Lokasinya bagus dekat dengan stasiun Shingawa, tetapi kamarnya redup, pertama kali saya melihat tirai hijau dan lampu yang kurang terang. AC-nya kurang bertenaga dan solusi yang disarankan oleh tim tata graha dan manajer tidak praktis dan kasar. Mereka TIDAK bersedia pindah kamar lain. Alasannya malam ini dan besok sudah penuh. TOLONG BANTU!!! SAYA MASIH HARUS MENDERITA SELAMA 2 HARI KE DEPAN? #0619 TANPA PEMANDANGAN. LANTAINYA TIDAK TINGGI

Hotel ini berlokasi sangat strategis, hanya 5 menit berjalan kaki ke Stasiun Shinagawa. Saya sangat menghargai layanan penyimpanan bagasi di hotel, yang sangat terorganisir. Mereka mengatur barang bawaan untuk ditempatkan di area yang diawasi, sehingga wisatawan dapat bepergian dengan tenang sepanjang hari! Kebersihan kamar hotel sangat baik 👍🏼👍🏼

Keluhan, saya check in sebelum jam 3 sore, dan melihat tipe kamar dan lantai yang sama yang katanya bisa melihat Gunung Fuji atau Menara Tokyo. Saya tanya ke bagian resepsionis, tapi mereka bilang sudah terlalu malam untuk memesan. Saya check in jam 3 sore, tetapi saya tidak mau menyerah, jadi saya bertanya apakah saya bisa mendapatkan kamar dengan pemandangan Gunung Fuji. Resepsionis mengatakan bahwa itu hanya tersedia jika saya memesan minimal 3 malam. Bagaimana pernyataan tersebut bisa tidak konsisten? Tak apa, aku baru saja melakukannya. Ketika aku memasuki ruangan, aku mendengar suara berisik di luar jendela. Mereka datang menemui saya dan mengatakan itu karena angin kencang. Saya bilang saya bisa pindah ke kamar yang menghadap ke arah lain karena mereka khawatir suaranya akan lebih keras di malam hari, tetapi mereka bilang tidak. Kebisingan itu juga terdengar di ruangan lain. Saya tidak mengerti. Apakah angin bertiup dari segala sisi di sekitar hotel? Yang lebih konyol lagi adalah ada selembar kertas di atas meja yang mengingatkan orang-orang bahwa perlengkapan mandi di kamar dialokasikan sesuai dengan lantai. Kasihan aku yang bahkan tidak membawa pembersih wajah, harus pergi membelinya. Ya, dia memang seorang pangeran. Orang-orang dibagi berdasarkan harga. Saya, orang miskin, tidak layak tinggal di sini.

Pengalaman kami di Shinagawa Prince Hotel beragam. Saat tiba, kami langsung diarahkan ke mesin check-in mandiri, tanpa interaksi atau panduan manusia. Kami diminta membayar pajak lokal di tempat, dan mesin tersebut mencetak beberapa tiket beserta kartu kamar kami. Prosesnya terasa kaku dan membingungkan, terutama bagi pengunjung baru. Nomor kamar kami muncul sebagai kode 5 digit, dan dengan tiga gedung berbeda di properti tersebut dan tidak ada staf yang membantu, agak sulit untuk mencari tahu semuanya sendiri. Akhirnya, kami diminta untuk menuju ke Annex Tower, yang mengharuskan kami naik dua lift berbeda sambil bernavigasi melalui pusat perbelanjaan. Bukan sambutan yang hangat. Kamarnya sendiri bersih dan nyaman, dan pemandangannya sangat bagus – seperti yang diharapkan karena kami memilih kamar di lantai atas. Namun, sarapannya terlalu mahal, dan waktu check-out adalah pukul 11:00 pagi, bukan siang seperti biasanya, yang terasa tidak masuk akal. Kami bahkan dipanggil ke kamar untuk diingatkan agar segera pergi. Tidak tersedia microwave di mana pun di hotel, yang mana kurang nyaman. Meskipun lokasinya bagus di siang hari, tidak banyak yang bisa dilakukan di area tersebut setelah pukul 10:00 malam, selain dari 7-Eleven di dekatnya.

Lokasinya bagus. Anda dapat melihat Gunung Fuji pada hari yang cerah. Kasurnya keras, tapi bantalnya terlalu empuk. Kali ini saya menginap selama 5 malam, jadi menurut saya harganya sepadan.

Sistem check-in sudah ketinggalan zaman, kolam renang tutup sejak pertengahan 2024 tetapi semua tanda arah hotel menunjukkan “kolam renang”

Hotel ini memiliki pengalaman menginap yang baik dan nilai uang yang baik. Transportasi yang nyaman, sangat nyaman untuk masuk dan keluar Bandara Haneda. Sangat mudah juga untuk pergi ke kawasan bisnis utama lainnya. Anda tidak perlu khawatir tentang kebersihan hotel di Jepang, tetapi sebagian besar hotel bintang 4 tidak memiliki pusat kebugaran. Ini adalah tempat kebugaran terbesar yang pernah saya temukan selama saya tinggal di Tokyo, dan sangat bagus. Selain itu, saya cukup beruntung dapat melihat Gunung Fuji di pagi hari ketika saya membuka jendela.

Saya mengajak istri, anak-anak, dan orang tua saya ke Tokyo untuk berwisata. Hotel ini tepat di sebelah Stasiun Shinagawa, yang sangat nyaman untuk makan dan berbelanja. Arsitektur hotel ber***a Eropa, dan sarapannya juga sangat enak. Anda dapat melihat Menara Tokyo di malam hari.

Lokasinya sangat strategis untuk bepergian, tetapi kamar di gedung utama terlalu tua dan terlalu kecil. Kamar ganda bahkan tidak dapat membuka koper besar. Harganya berfluktuasi, jadi Anda masih perlu membandingkan lebih lanjut. Saya merekomendasikan kamar di gedung tambahan. Meskipun ukurannya sama, desainnya lebih baik dan jauh lebih baru.

Shinagawa sangat cocok bagi teman-teman yang datang ke Tokyo berkali-kali. Baik Shibuya Nakameguro maupun Ebisu Omotesando, dapat dicapai dalam waktu 30 menit dengan kereta bawah tanah. Khususnya, hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai ke Bandara Haneda. Prince Hotel terletak tepat di seberang stasiun JR dan di seberang jalan dari stasiun. Kamarnya cukup besar dibandingkan dengan kamar di kota, dan harganya juga terjangkau. Ada banyak turis asing. Hotel ini memiliki dua gedung dan terdapat banyak bisnis di lantai bawah, termasuk toko obat, toko serba ada, dan pusat perbelanjaan. Pilihan makanannya juga banyak. Selain B1, saya terutama merekomendasikan Bistro di lantai 1. Ada paket diskon khusus untuk tamu hotel, dan lingkungannya juga elegan, cocok untuk makan malam dan minuman di malam hari. Ada juga restoran dan bar wiski HIBIKI di luar. Saya tidak membeli sarapan (tidak direkomendasikan karena mahal dan tidak enak). Saya berjalan melintasi lereng dari toko serba ada 7-Eleven dan menuruni tangga di sisi berlawanan dengan jalan utama. Ada kedai kopi Royal Host di pintu masuk Hotel Keikyu EX di sebelah kiri. Menu sarapan paginya sangat lezat dan hemat biaya. Ini adalah salah satu hotel harta karun yang kami pilih setiap kali kami datang ke Tokyo. Perangkat kerasnya memang sudah tua, tetapi hotel-hotel Jepang pada umumnya seperti ini, dan kebersihannya masih bagus.

Tepat di seberang stasiun Shinagawa, lokasinya bagus. Ruangan di sana sebenarnya kecil. Pemandangan dari kamar di lantai 36 sangat bagus. Meskipun ini adalah hotel tua dengan dekorasi interior kuno, terlihat bahwa hotel ini sedang direnovasi dan dirawat. Pelayanannya sangat baik tetapi kebersihannya kurang baik. Meskipun ada dua restoran sarapan, tetapi tamunya terlalu banyak. Butuh waktu setengah jam untuk mengantri untuk memasuki restoran. Terlihat bahwa staf pelayanan bekerja keras untuk menjaga kualitas. Secara keseluruhan, hotel bintang empat ini oke.

Harga hotel pada bulan April telah meningkat secara signifikan. Saya melihat bahwa hotel ini relatif sesuai dengan anggaran saya, jadi saya berdiskusi dengan ibu saya dan memesannya. Ketika saya tiba di hotel, saya mendapati bahwa ternyata apa yang saya bayangkan sama sekali berbeda. Hotelnya cukup megah dan lingkungannya juga bagus.