Makanan yang Dilarang di Pesawat: Tips Packing Aman untuk Perjalanan

Author's Profile Picture
makanan yang dilarang di pesawat

Bagi banyak traveler Indonesia, membawa makanan ke pesawat adalah hal biasa — entah itu bekal nasi bungkus dari rumah, roti kesukaan, atau oleh-oleh khas daerah untuk keluarga di luar kota. Tapi, tahukah Anda kalau tidak semua makanan boleh dibawa ke pesawat?

Setiap maskapai dan bandara memiliki aturan ketat soal keamanan makanan, terutama untuk menghindari kebocoran, bau menyengat, dan risiko keamanan penerbangan. Jadi sebelum Anda mengemas makanan favorit ke dalam tas, mari kita bahas makanan apa saja yang dilarang di pesawat dan bagaimana cara membawa makanan dengan aman.

1. Makanan dengan Cairan atau Saus Berlebih

wadah berkapasitas 100ml

Ini adalah aturan paling umum namun sering membingungkan banyak penumpang. Setiap kali Anda melewati pemeriksaan keamanan di bandara, semua cairan, gel, dan saus akan diperiksa sesuai dengan aturan keamanan penerbangan internasional (ICAO).

📏 Batas yang diperbolehkan:

  • Maksimal 100 ml per wadah
  • Total tidak lebih dari 1 liter per penumpang
  • Semua wadah harus disimpan dalam kantong ziplock transparan berukuran standar (biasanya 20 cm x 20 cm)

Artinya, makanan berkuah atau bersaus tidak boleh dibawa dalam jumlah besar ke kabin. Beberapa contoh yang termasuk dalam kategori ini:

🍜 Soto, sop buntut, rawon, atau bakso berkuah — meski lezat, kuahnya termasuk cairan yang bisa tumpah.
🌶️ Sambal botolan, saus tomat, dan kecap — banyak penumpang tak sadar bahwa ini termasuk cairan, bukan padatan.
🍛 Rendang berlemak cair, opor ayam, atau makanan bersantan — cairannya berisiko bocor akibat perubahan tekanan udara di pesawat.

Selain alasan keamanan, makanan cair juga dapat menimbulkan kekacauan di kabin jika tumpah. Tekanan di udara bisa membuat wadah mengembang dan bocor, meninggalkan bau tak sedap dan mengotori tas kabin Anda.

🧳 Rekomendasi tambahan:

Jika Anda bepergian ke luar negeri dan ingin membawa oleh-oleh cair seperti sambal, kecap, atau bumbu masak, sebaiknya:

  • Bungkus botol dengan lapisan plastik bubble wrap atau kain tebal
  • Letakkan di bagasi yang terpisah dari pakaian
  • Pastikan tutupnya tidak mudah terbuka akibat guncangan

Dengan mengikuti aturan ini, Anda tidak hanya menghindari penyitaan di bandara, tapi juga menjaga barang bawaan tetap aman dan bersih.

💡 Tips dari Trip.com: Ingin tetap menikmati sambal favorit di destinasi Anda? Masukkan ke botol kecil di bawah 100 ml, lalu simpan dalam kantong ziplock transparan agar lolos pemeriksaan keamanan. Alternatifnya, Anda bisa membawanya di bagasi terdaftar (checked baggage) dengan pengemasan tambahan agar lebih aman.

2. Makanan dengan Bau Menyengat

Makanan dengan Bau Menyengat

Setiap orang punya selera makanan yang berbeda — ada yang menganggap aroma durian menggoda, tapi bagi sebagian lainnya, baunya bisa membuat pusing. Di ruang tertutup seperti kabin pesawat, aroma kuat tidak punya tempat untuk “kabur”, sehingga bisa menyebar dengan cepat dan mengganggu kenyamanan banyak penumpang.

Karena alasan inilah, maskapai penerbangan melarang makanan dengan bau menyengat dibawa ke kabin. Bahkan, beberapa bandara besar di Asia Tenggara, seperti Changi (Singapura) dan Suvarnabhumi (Bangkok), secara tegas melarang durian masuk ke area terminal.

Berikut beberapa makanan yang sebaiknya tidak Anda bawa ke kabin pesawat:

🥭 Durian dan produk olahannya seperti pancake durian, dodol durian, atau es krim durian baunya bisa bertahan berjam-jam bahkan setelah dibungkus rapat.
🧄 Jengkol dan petai — meskipun lezat saat disantap dengan nasi hangat, aromanya bisa sangat tajam, apalagi di ruang tertutup dengan sirkulasi udara terbatas.
🐟 Ikan asin, terasi, atau makanan laut kering — bahan ini menghasilkan aroma menyengat yang menempel lama di tas, baju, bahkan kabin pesawat.

Selain masalah kenyamanan, makanan berbau kuat juga dapat memicu keluhan dari penumpang lain atau bahkan membuat awak kabin meminta Anda menyimpannya hingga mendarat.

💡 Tips dari Trip.com: Jika Anda benar-benar ingin membawa makanan khas beraroma kuat seperti durian atau petai pastikan dikemas dengan sangat rapat dan dimasukkan ke bagasi terdaftar (checked baggage), bukan ke kabin. Gunakan wadah kedap udara, bungkus dengan beberapa lapisan plastik atau vacuum seal, dan beri label agar petugas bagasi tahu isinya.

Namun, sebelum mengemas, periksa terlebih dahulu kebijakan maskapai Anda. Beberapa penerbangan sepenuhnya melarang durian dan jengkol, bahkan di bagasi, karena aroma bisa meresap ke area penyimpanan kargo.

🧳 Alternatif cerdas:

Jika Anda ingin tetap membawa cita rasa khas Indonesia ke destinasi Anda, pertimbangkan untuk membawa versi olahan tanpa bau seperti:

  • Dodol durian kemasan tertutup
  • Keripik petai kering tanpa bau
  • Abon ikan asin kemasan pabrikan

Produk semacam ini aman dibawa, tidak menimbulkan aroma menyengat, dan biasanya lolos pemeriksaan keamanan bandara tanpa masalah.

3. Makanan yang Mudah Meleleh, Bocor, atau Tumpah

Makanan yang Mudah Meleleh, Bocor, atau Tumpah

(Sumber: sajiansedap.grid.id)

Tidak semua makanan tahan terhadap perubahan suhu dan tekanan udara di dalam pesawat. Saat berada di ketinggian lebih dari 30.000 kaki, perbedaan tekanan dan suhu kabin yang hangat bisa membuat beberapa jenis makanan meleleh, menggembung, atau bahkan bocor dari wadahnya.

Hal ini bukan hanya bisa merusak isi tas kabin Anda, tapi juga mengotori kabin pesawat dan menimbulkan bau tidak sedap. Karena alasan kebersihan dan keamanan, maskapai umumnya menyarankan agar makanan jenis ini tidak dibawa ke kabin.

Berikut beberapa makanan yang tergolong berisiko:

🍦 Es krim, yogurt, dan puding — teksturnya lembut dan cepat mencair, apalagi jika disimpan lama sebelum boarding.
🍫 Cokelat cair, selai, atau keju lembut (cream cheese, brie) — mudah meleleh dalam suhu kabin dan bisa menodai barang-barang lain.
🧈 Mentega, margarin, atau makanan berminyak dalam wadah terbuka — saat tekanan berubah, wadah bisa bocor dan menyebabkan tumpahan di tas atau tempat duduk.

Selain itu, makanan berlemak tinggi seperti kari, opor, atau sambal goreng berminyak juga rentan tumpah. Saat di atas pesawat, cairan bisa mengembang dan memaksa tutup wadah terbuka secara tiba-tiba.

🧳 Alternatif Aman untuk Dibawa ke Kabin:

Kalau Anda ingin tetap membawa camilan, pilih makanan yang tidak mudah meleleh seperti:

  • 🍪 Biskuit dan cookies kering
  • 🍞 Roti atau sandwich tanpa saus
  • 🍿 Popcorn atau snack ringan dalam kemasan pabrikan

Makanan kering seperti ini lebih tahan lama, tidak berisiko bocor, dan tentu saja lebih praktis dinikmati selama penerbangan.

💡 Tips dari Trip.com:

Jika Anda ingin tetap membawa makanan lembut atau berpotensi meleleh, berikut beberapa cara aman agar tetap bisa dibawa:

Gunakan wadah kedap udara – Pastikan tutupnya rapat dan tidak bocor saat terguncang.
Lapisi dengan plastik atau tisu penyerap minyak – Ini membantu mencegah noda jika terjadi kebocoran kecil.
Masukkan ke bagasi terdaftar (checked baggage) – Jika memungkinkan, gunakan pendingin es gel (ice gel pack) atau thermal bag agar suhu tetap stabil.
Hindari menyimpannya di tas kabin, terutama jika penerbangan berdurasi panjang.

Untuk penerbangan internasional, pastikan juga produk berbahan susu atau keju sesuai dengan aturan karantina negara tujuan, karena beberapa negara melarang produk hewani segar tanpa izin resmi.

✈️ Catatan dari Trip.com:
Ingat, kenyamanan di pesawat bukan hanya milik Anda, tapi juga penumpang lain. Dengan memilih makanan yang aman dan tidak mudah tumpah, Anda membantu menciptakan penerbangan yang bersih, nyaman, dan menyenangkan untuk semua orang.

4. Makanan Mentah dan Produk Hewani Segar

Makanan Mentah dan Produk Hewani Segar

(Sumber: grandviewoutdoors.com)

Bagi sebagian traveler, membawa bahan makanan mentah seperti daging atau seafood adalah cara untuk menghadiahi keluarga di luar negeri dengan cita rasa asli tanah air. Namun, hal ini justru bisa menimbulkan masalah besar di bandara terutama untuk penerbangan internasional.

Setiap negara memiliki aturan karantina pangan yang sangat ketat untuk mencegah penyebaran penyakit hewan dan kontaminasi biologis. Akibatnya, produk hewani mentah atau segar sering kali dilarang keras masuk ke wilayah negara lain tanpa izin resmi.

🚫 Jenis makanan yang umumnya dilarang dibawa:

🥩 Daging mentah, beku, atau olahan tanpa sertifikat resmi — termasuk daging sapi, ayam, dan kambing.
🐟 Ikan segar, udang, kepiting, cumi, dan seafood mentah lainnya — bisa mengandung bakteri yang dianggap berisiko oleh otoritas karantina.
🥚 Telur mentah dan produk susu yang belum dipasteurisasi, seperti susu murni atau keju segar buatan rumah.

Makanan seperti ini biasanya akan disita di bandara tujuan, bahkan Anda bisa dikenakan denda dalam jumlah besar jika tidak mendeklarasikannya saat melewati bea cukai (customs).

🌏 Negara dengan aturan karantina paling ketat

Beberapa destinasi populer seperti:

  • Australia
  • Selandia Baru
  • Jepang

memiliki sistem karantina yang sangat disiplin. Bahkan makanan yang tampak “aman” seperti rendang beku atau sosis olahan rumahan bisa dianggap terlarang jika tidak memiliki dokumen resmi.

💬 Di Australia misalnya, Anda wajib mengisi kartu deklarasi karantina dengan jujur. Jika kedapatan menyembunyikan produk hewani mentah, Anda bisa didenda hingga AUD 2.664 (±Rp 27 juta) — jumlah yang jauh lebih mahal daripada harga tiket pesawat itu sendiri!

💡 Tips dari Trip.com:

Jika Anda ingin membawa oleh-oleh makanan untuk keluarga di luar negeri, pastikan:
✅ Produk tersebut dalam kemasan pabrikan (factory sealed) dan memiliki label jelas.
✅ Tidak termasuk kategori makanan segar, mentah, atau belum dipasteurisasi.
✅ Sudah dicek aturan karantina negara tujuan melalui situs resmi pemerintah atau maskapai sebelum berangkat.

🧳 Contoh oleh-oleh aman dibawa:

  • Abon sapi kemasan pabrikan
  • Dendeng sapi kering berlabel resmi
  • Sambal botol siap saji bersegel

Makanan seperti ini sudah diproses dan dikemas sesuai standar industri, sehingga lebih aman dan cenderung lolos pemeriksaan bea cukai.

✈️ Catatan dari Trip.com:
Sebelum mengemas makanan apa pun ke dalam koper, selalu pastikan Anda memahami peraturan impor pangan negara tujuan. Jangan sampai oleh-oleh niat baik justru membuat Anda repot di imigrasi! Dengan sedikit riset dan persiapan, Anda bisa tetap membawa cita rasa Indonesia ke mana pun Anda pergi — tanpa melanggar aturan penerbangan internasional.

5. Minuman Beralkohol dan Cairan Terlarang

Minuman Beralkohol dan Cairan Terlarang

(Sumber: travel-easier.com)

Meski banyak penumpang ingin menikmati sedikit minuman beralkohol saat bepergian, ternyata ada aturan ketat yang perlu Anda tahu sebelum membawanya ke pesawat. Setiap maskapai dan negara memiliki regulasi berbeda, namun secara umum, aturan IATA (International Air Transport Association) menjadi acuan utama bagi maskapai di seluruh dunia.

Berikut panduannya:

🍷 Boleh dibawa:

  • Alkohol dengan kadar kurang dari 70%
  • Maksimal 5 liter per orang
  • Harus dalam kemasan asli yang belum dibuka
  • Jika dibawa ke kabin, kemasan tidak boleh lebih dari 100 ml per botol dan harus masuk ke kantong ziplock transparan (maks. 1 liter)

🔥 Dilarang keras:

  • Alkohol dengan kadar lebih dari 70% (misalnya spirit murni atau minuman keras pekat)
  • Cairan dalam botol tanpa label jelas
  • Minuman racikan sendiri atau yang sudah dipindahkan ke wadah lain

Selain alkohol, cairan seperti minyak, saus, parfum besar, atau bahkan air minum dalam botol besar tidak boleh melewati batas 100 ml per wadah untuk dibawa ke kabin.

💡 Tips dari Trip.com: Untuk menghindari repot di bandara, belilah minuman beralkohol di duty-free shop setelah melewati imigrasi. Barang akan dikemas dalam tas segel aman yang bisa dibawa ke kabin tanpa masalah. Jangan lupa simpan struk pembelian, karena petugas bandara sering memeriksanya saat transit.

6. Makanan atau Minuman dalam Kaleng Bertekanan

Makanan atau Minuman dalam Kaleng Bertekanan

Mungkin Anda berpikir membawa satu atau dua kaleng minuman soda tidak masalah, tapi ternyata wadah bertekanan seperti ini bisa menjadi risiko keselamatan di pesawat. Saat pesawat terbang di ketinggian, tekanan udara menurun drastis — dan kaleng bertekanan bisa menggembung atau bahkan meledak akibat perubahan tekanan tersebut.

🚫 Beberapa contoh yang sebaiknya dihindari:

🥤 Minuman bersoda seperti cola, sparkling water, atau bir kaleng
🍦 Krim kocok aerosol atau whipped cream spray
🥫 Makanan dalam kaleng bertekanan, seperti sup instan kaleng atau daging olahan dengan gas pengawet

Selain berpotensi meledak, tumpahan dari wadah yang bocor dapat mengotori kabin dan mengganggu kenyamanan penumpang lain.

💡 Tips dari Trip.com:
Kalau Anda ingin tetap menikmati minuman ringan selama penerbangan, belilah di area duty-free setelah melewati pemeriksaan keamanan. Biasanya, minuman yang dijual di sana sudah dikemas sesuai standar keamanan penerbangan dan aman dibawa ke kabin.

Dan untuk makanan kaleng biasa tanpa tekanan gas, sebaiknya masukkan ke bagasi saja agar lebih aman.

7. Makanan yang Tidak Dikemas dengan Baik

Makanan yang Tidak Dikemas dengan Baik

(Sumber: factsinstitute.com)

Tahukah Anda bahwa petugas bandara berhak menolak makanan yang dikemas asal-asalan? ✋ Ini bukan tanpa alasan — makanan yang tidak dikemas dengan benar bisa menyebabkan kebocoran, meninggalkan remah di tas, atau bahkan menimbulkan bau yang mengganggu kenyamanan penumpang lain.

Agar perjalanan Anda bebas repot di pemeriksaan keamanan, pastikan untuk:

Menggunakan wadah kedap udara (airtight container) agar makanan tidak tumpah.
Membungkus dengan plastik atau ziplock untuk mencegah remah berceceran.
Menyertakan label atau bukti pembelian jika makanan tersebut berasal dari toko atau restoran, terutama untuk penerbangan internasional.

Dengan pengemasan yang baik, Anda juga membantu menjaga kebersihan kabin dan kenyamanan bersama.

💡 Tips dari Trip.com:
Gunakan wadah food-grade agar aman bagi makanan dan ramah lingkungan. Hindari membawa makanan basah atau berkuah di kabin karena rawan bocor. Sebaliknya, pilih makanan kering seperti roti, biskuit, kacang, atau snack kemasan, yang umumnya lolos tanpa masalah di bandara.

Bawa Makanan dengan Bijak, Terbang dengan Nyaman

Bawa Makanan dengan Bijak, Terbang dengan Nyaman

Membawa makanan ke pesawat sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan Anda mematuhi aturan keamanan dan etika penerbangan. Hindari makanan yang berkuah, berbau tajam, atau dikemas sembarangan agar tidak menimbulkan masalah selama perjalanan.

Kuncinya sederhana: kemasan yang aman, isi yang tidak berbau, dan jumlah yang sesuai aturan. Dengan sedikit persiapan, Anda bisa tetap menikmati bekal favorit tanpa ribet di bandara maupun di kabin.

💡 Tips dari Trip.com:
Sebelum check-in, periksa kembali peraturan maskapai dan bandara tujuan, terutama jika Anda terbang ke luar negeri. Setiap negara punya aturan berbeda soal makanan dan karantina.

✈️ Terbang Nyaman Bersama Trip.com
Rencanakan perjalanan Anda dengan tenang dan bebas khawatir! Temukan tiket pesawat dan hotel terbaik di Trip.com — partner perjalanan tepercaya Anda untuk liburan yang lancar, nyaman, dan menyenangkan 🌟

FAQs: Makanan yang Dilarang di Pesawat

  • Apakah boleh membawa makanan dari rumah ke pesawat?

    Boleh, asalkan tidak berkuah, tidak berbau menyengat, dan dikemas dengan aman. Makanan kering seperti roti, snack, atau nasi kotak tanpa saus biasanya diizinkan.
  • Apakah sambal atau saus boleh dibawa ke kabin?

    Boleh, selama volumenya di bawah 100 ml dan disimpan dalam kantong ziplock transparan.
  • Bagaimana dengan membawa durian di pesawat?

    Durian dilarang di kabin dan sebagian besar bandara. Jika ingin membawanya, harus dimasukkan ke bagasi dan dikemas rapat sesuai aturan maskapai.
  • Apakah makanan bisa disita di bandara?

    Ya, makanan bisa disita jika dianggap berisiko atau melanggar aturan keamanan dan karantina pangan antarnegara.
Disclaimer: This article has been provided by an individual contributor or third party platform. If there is any discrepancy regarding the copyright, please contact us directly and we will delete the content immediately.
>>
makanan yang dilarang di pesawat