"Jinsha, Lishui, Yunnan" menampilkan grup tari profesional yang menafsirkan adat istiadat 12 kelompok etnis, termasuk Naxi, Yi, dan Tibet. Grup ini dikenal sebagai "museum budaya etnis yang hidup".
Pertunjukan ini secara mendalam menggabungkan unsur-unsur warisan budaya takbenda seperti aksara Dongba, mural Baisha, dan adat istiadat pernikahan Mosuo, dan menggunakan teknologi pencahayaan 3D untuk memberikan budaya tradisional kehidupan baru di panggung modern.
Melalui bab-bab klasik seperti "Axia Walking Marriage" dan "The Legend of Love Suicide", bahasa tari digunakan untuk menguraikan konsep cinta yang unik dari orang-orang Naxi dan menampilkan jiwa romantis dataran tinggi Yunnan di barat laut.